"Senyuman
itu kelopak, tertawa adalah bunga yang sempurna kembangnya” (NN)
Kegembiraan yang meluap dari sebuah senyum akan bermuara
pada tawa. Sebuah mata rantai yang sulit dipisahkan rangkaiannya. Jika senyum
mampu memberikan manfaat sebagaimana diuraikan diatas, maka aktivitas tertawa
ternyata bisa memberikan manfaat berlipatganda.
Riset Joan Coggin,
M.D. kardiolog di University School of Medicine, Loma Linda, USA, mengatakan
bahwa manfaat yang diperoleh dari senyum ternyata akan semakin berlipat ganda
bila ditambah dengan tawa.
Beliau mengatakan, kanak-kanak rata-rata tertawa 400 kali
dalam sehari. Sedang orang dewasa rata-rata hanya tertawa 15 kali saja sehari.
Itu berarti manusia dewasa kehilangan 385 tawa seiring dengan bertambahnya
usia.
Merujuk hasil riset yang pernah dilakukannya, doktor
bidang medis itu menjelaskan, “bahwa
tertawa memberikan relaksasi dan mengurangi stres. Setelah meninggikan sampai
jumlah tertentu tekanan darah dan irama jantung, tertawa langsung menurunkannya
lagi sehingga sensor-sensor perseptif meningkat dan menyebabkan Anda sanggup
menghadapi tugas dengan lebih baik."
Riset Dr. Lee S.
Berg dari University Loma Linda, California, Amerika Serikat, menyimpulkan
bahwa,”tertawa bisa mengurangi tingkat
hormon stres di dalam tubuh dan memberikan dampak terhadap sistem kekebalan
tubuh.”
Riset Alice
M.Isen, Ph.D., psikolog dari Cornell University juga menyimpulkan, “mereka yang banyak menonton film komedi
mampu menemukan solusi kreatif dalam memecahkan soal-soal puzzle.”
Riset William Fry,
M.D., profesor dari Stanford University, menunjukkan bahwa “aktivitas tertawa meningkatkan detak
jantung dan memperbaiki sirkulasi di jaringan otot yang membantu perjalanan
nutrisi-nutrisi dan oksigen ke dalam jaringan tubuh.”
Dr. William Foy dari Universitas Stanford,
mengatakan, “tertawa terbahak-bahak amat
bermanfaat bagi orang sehat.” Hasil penelitiannya menunjukkan, tertawa
terpingkal-pingkal akan menggoyang-goyangkan “otot perut, dada, bahu, serta
pernapasan”, sehingga membuat tubuh seakan-akan sedang joging di
tempat. Sesudah tertawa, tubuh akan terasa rileks dan tenang, sama seperti
orang habis berolahraga.
Tertawa juga akan melatih diafragma torak, jantung,
paru-paru, perut, dan membantu mengusir zat-zat asing dari saluran pernapasan.
Di samping itu tertawa sangat ampuh untuk meringankan sakit kepala, sakit
pinggang, dan depresi.
Dr. William Frey, seorang pakar biokimia dan
direktur Dry Eyes and Tears Research Center di Mineapolis, AS, menyatakan
bahwa, “tertawa akan menggerakkan bagian
dalam tubuh, mengaktifkan sistem endokrin sehingga mendorong penyembuhan suatu
penyakit.”
Dr. William Frey, juga melakukan penelitian terhadap
dampak menangis dalam proses penyembuhan penyakit, melalui media memutar film sedih yang sangat sentimentil
sebagai pemicu emosi obyek penelitiannya untuk menguras airmatanya, dan
hasilnya positif.
Menurut hipotesisnya, kegiatan tersenyum, tertawa maupun
menangis akan merangsang otak untuk memproduksi hormon tertentu yang pada
akhirnya akan memicu pelepasan endorfin (adalah asam amino di dalam tubuh yang
bekerja mengurangi rasa sakit alami, seperti akibat radang sendi atau kejang
otot) yang diproduksi oleh tubuh.
Dr M Miller, Direktur Centre for
Preventive Cardiology Maryland Medical Centre Baltimore, Amerika, telah
membuktikan bahwa tertawa bisa mencegah serangan jantung. Ia membuktikan
hubungan tertawa dengan serangan jantung. Penyebab serangan jantung antara lain
stres, yang memicu kerusakan endothelium pembuluh arteri jantung dan mendorong
terciptanya kolesterol dalam pembuluh darah. Tertawa bisa menghasilkan zat
kimia (kemungkinan nitrioksida) yang dapat memperlancar peredaran darah. Saat
stres keluarlah hormon adrenalin yang menyebabkan jantung berdebar keras. Saat
tertawa, tubuh melepaskan hormon adrenalin dan secara otomatis tercipta efek
antiadrenalin, maka ketegangan mereda dan tekanan darah berangsur-angsur turun.
Prof. Dr.
Lucille Namehow, pakar proses penuaan dari Connecticut, AS, hasil penelitiannya
menyodorkan fakta bahwa, “ tertawa bisa
membantu mereka yang sudah tua renta untuk tetap awet tua, sementara yang muda
tetap awet muda, serta mempererat hubungan antara anggota keluarga.”
Karena dianggap memberikan dampak positif, maka di AS
kini banyak dokter yang menerapkan terapi tertawa dalam proses penyembuhan para
pasien mereka.
Menurut Dr. Madan
Kataria dalam bukunya “Laugh For No Reason”, “tertawa terus menerus akan memberikan pijatan pada saluran pencernaan
dan juga akan memperbaiki pasokan darah ke seluruh organ internal. Maka,
tertawa adalah kegiatan merangsang peredaran darah yang membantu mengangkut
nutrisi ke seluruh tubuh, selain memperkuat alat-alat pernapasan yang memasok
oksigen ke tubuh.”
Dr. Madan Kataria adalah pakar pengobatan yang periang
dari India. ''Guru Tertawa'' (London Times), adalah seorang dokter andal
yang berpraktek di Mumbai, India. Ia juga seorang konsultan perusahaan untuk
Holistic Health and Stress Management di sejumlah perusahaan nasional dan
multinasional.
Beliau merintis “terapi tertawa” di India pada tahun
1995, dan ide tersebut menjadi bahan tertawaan orang yang dianggap aneh dan
gila. Diluar dugaan, perkembangannya ternyata sangat pesat. Di India saat ini
sudah ada ± 1.400 Klub Tawa. Lalu kelompok serupa juga berkembang di negara-negara
lain di seluruh dunia, seperti di AS, Inggris, Australia, Jerman, Prancis,
Italia, Swiss, Norwegia, Swedia, Denmark, Singapura, Malaysia, dan Dubai.
Perkembangan tersebut karena terbantu oleh liputan media
massa National Geographic, Wall Street Journal, Los Angeles Times, Daily
Telegraph (Inggris), dan Colors Magazine di Italia. Konsep Dr.
Kataria juga telah ditayangkan di BBC, CNN, NHK (Jepang), ABC News
(Amerika Serikat), dan banyak jaringan televisi lain di seluruh dunia.
Sutradara terkenal Mira Nair membuat sebuah film berjudul ''Klub Tawa India'' pada tahun 1999 yang mendapat penghargaan
tinggi.
Yang luar biasa adalah pada tahun 2000 di Denmark terjadi
pemecahan rekor Guiness Book dengan berkumpulnya sepuluh ribu manusia di Kota
Kopenhagen untuk merayakan hari tawa sedunia.
Dr. Madan Kataria mengembangkan suatu teknik tertawa yang
disebut “Laughter Yoga”, yaitu : tertawa
tanpa perlu mencari pemicu alasan atau lelucon, untuk bisa tertawa. Caranya
adalah dengan melakukan peregangan seperti orang yang mau yoga, sebelum satu
persatu jenis Laughter Yoga diperagakan, seperti Tawa Milkshake, Tawa Guru, Tawa
HP, Tawa Bersemangat, dan Tawa Bertahap.
1.
Tawa Milkshake dilakukan dengan cara
berpura-pura memegang dua gelas imajiner lalu berusaha menuangkan isi salah
satu gelas ke gelas yang satunya sambil tertawa keras.
2.
Tawa Guru, para peserta diwajibkan
meletakkan kedua tangannya sambil tertawa.
3.
Tawa Hp adalah tertawa sambil
berpura-pura mendengar cerita lucu melalui telepon genggam.
4.
Tawa bersemangat adalah ketika setiap peserta
bersama-sama bergerak ke tengah ruangan sambil mengangkat tangan dan tertawa.
5.
Tawa Bertahap, berusaha memotret suatu
episode tawa manusia, dari tersenyum, tertawa kecil hingga tertawa
terbahak-bahak.
“Laugh For No Reason” atau “Tertawa Tanpa Sebab” itu bisa
diawali dengan pura-pura tertawa. Pura-pura tertawa ini bisa ditingkatkan
menjadi tertawa sungguhan. Orang yang berpura-pura tertawa bisa membuat orang
lain ikut tertawa sungguhan juga. Mirip efek domino, satu sama lain saling
menertawakan. Akibatnya, tawa pura-pura itu akan menjadi sesi tawa sungguhan
yang bisa membuat masing-masing orang tertawa terpingkal-pingkal.
Apa sebenarnya yang terjadi saat tertawa ?
Saat kita tertawa lepas, hembusan napas dan dorongan kuat
terjadi. Tubuh akan bergoyang di luar kendali. Hal ini terjadi karena adanya
tekanan dari otak. Lima belas otot wajah berkontraksi saat tertawa. Sistem
pernapasan bekerja sedemikian rupa sehingga mengembuskan napas sambil
mengeluarkan suara, dari sekadar suara lirih sampai menggelegar. Tertawa
merangsang berbagai bagian otak, bagian depan, tengah, sampai hipotalamus.
Tertawa sangat menunjang kesehatan karena menghambat aliran kortisol, hormon
stres yang meningkatkan tekanan darah, menjadi penangkal stres yang paling
baik, mudah dan murah.
Kemanjuran terapi ini baru terasa benar jika tertawa
bersama ini dilakukan secara teratur.
Di Indonesia, “terapi tertawa” sudah mulai
dipraktikkan. Ada dua tokoh yang bisa dijadikan rujukan untuk mempelajarinya,
yaitu:
·
Ir.
Paul Toar, insinyur tamatan ITB, mantan dosen di Universitas Hasanudin Makassar.
·
Armand
Archisaputra (61 tahun), seorang pensiunan karyawan
Kelompok Sinar Mas. Nama klub terapi tertawanya adalah “Seuri Euy” yang artinya
"ayo tertawa”, didirikan November 2004. Beliau dapat dihubungi pada alamat : Jl. Danau Belida C II/85,
Pejompongan, Jakarta 10210, Telp 5743443, Hp. 081310779924
Dr. W.M. Roan, seorang psikiater senior,
menurutnya “tertawa & menangis” adalah pencerminan emosi manusia, yang
merupakan bagian dari spektrum emosi yang meliputi kegembiraan, cinta kasih,
kesedihan, kekagetan, ketakutan, kebencian, dan kemarahan. Ekspresi diri tidak
hanya berwujud pada gerakan tubuh semata, tetapi juga berupa berbagai reaksi
emosional yang bermacam-macam.
Tertawa itu mudah, bukan? Mau mencoba?
Menurut para ahli itu, 20 menit terbahak-bahak tertawa,
setingkat dengan lima menit aerobik dalam gerakan mendayung. Dan tertawa itu
sesungguhnya adalah obat, maka sebelum penyakit menyerang Anda, jadikanlah tawa
sebagai “antidioksidan” murah, karena terapi tawa tidak memerlukan biaya.
“Kita telah
membayar mahal karena menjalani hidup kelewat serius, maka mari tertawa demi
kesehatan!”,
demikian saran Dr. Madan Kataria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar