Kamis, 16 Februari 2012

SEHAT KARENA TERTAWA


"Senyuman itu kelopak, tertawa adalah bunga yang sempurna kembangnya” (NN)

Kegembiraan yang meluap dari sebuah senyum akan bermuara pada tawa. Sebuah mata rantai yang sulit dipisahkan rangkaiannya. Jika senyum mampu memberikan manfaat sebagaimana diuraikan diatas, maka aktivitas tertawa ternyata bisa memberikan manfaat berlipatganda.

Riset Joan Coggin, M.D. kardiolog di University School of Medicine, Loma Linda, USA, mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari senyum ternyata akan semakin berlipat ganda bila ditambah dengan tawa.

Beliau mengatakan, kanak-kanak rata-rata tertawa 400 kali dalam sehari. Sedang orang dewasa rata-rata hanya tertawa 15 kali saja sehari. Itu berarti manusia dewasa kehilangan 385 tawa seiring dengan bertambahnya usia.
Merujuk hasil riset yang pernah dilakukannya, doktor bidang medis itu menjelaskan, “bahwa tertawa memberikan relaksasi dan mengurangi stres. Setelah meninggikan sampai jumlah tertentu tekanan darah dan irama jantung, tertawa langsung menurunkannya lagi sehingga sensor-sensor perseptif meningkat dan menyebabkan Anda sanggup menghadapi tugas dengan lebih baik."

Riset Dr. Lee S. Berg dari University Loma Linda, California, Amerika Serikat, menyimpulkan bahwa,”tertawa bisa mengurangi tingkat hormon stres di dalam tubuh dan memberikan dampak terhadap sistem kekebalan tubuh.”

Riset Alice M.Isen, Ph.D., psikolog dari Cornell University juga menyimpulkan, “mereka yang banyak menonton film komedi mampu menemukan solusi kreatif dalam memecahkan soal-soal puzzle.”
           
Riset William Fry, M.D., profesor dari Stanford University, menunjukkan bahwa “aktivitas tertawa meningkatkan detak jantung dan memperbaiki sirkulasi di jaringan otot yang membantu perjalanan nutrisi-nutrisi dan oksigen ke dalam jaringan tubuh.”

Dr. William Foy dari Universitas Stanford, mengatakan, “tertawa terbahak-bahak amat bermanfaat bagi orang sehat.” Hasil penelitiannya menunjukkan, tertawa terpingkal-pingkal akan menggoyang-goyangkan “otot perut, dada, bahu, serta pernapasan”, sehingga membuat tubuh seakan-akan sedang joging di tempat. Sesudah tertawa, tubuh akan terasa rileks dan tenang, sama seperti orang habis berolahraga.

Tertawa juga akan melatih diafragma torak, jantung, paru-paru, perut, dan membantu mengusir zat-zat asing dari saluran pernapasan. Di samping itu tertawa sangat ampuh untuk meringankan sakit kepala, sakit pinggang, dan depresi.
Dr. William Frey, seorang pakar biokimia dan direktur Dry Eyes and Tears Research Center di Mineapolis, AS, menyatakan bahwa, “tertawa akan menggerakkan bagian dalam tubuh, mengaktifkan sistem endokrin sehingga mendorong penyembuhan suatu penyakit.”

Dr. William Frey, juga melakukan penelitian terhadap dampak menangis dalam proses penyembuhan penyakit, melalui media  memutar film sedih yang sangat sentimentil sebagai pemicu emosi obyek penelitiannya untuk menguras airmatanya, dan hasilnya positif.

Menurut hipotesisnya, kegiatan tersenyum, tertawa maupun menangis akan merangsang otak untuk memproduksi hormon tertentu yang pada akhirnya akan memicu pelepasan endorfin (adalah asam amino di dalam tubuh yang bekerja mengurangi rasa sakit alami, seperti akibat radang sendi atau kejang otot) yang diproduksi oleh tubuh.

Dr M Miller, Direktur Centre for Preventive Cardiology Maryland Medical Centre Baltimore, Amerika, telah membuktikan bahwa tertawa bisa mencegah serangan jantung. Ia membuktikan hubungan tertawa dengan serangan jantung. Penyebab serangan jantung antara lain stres, yang memicu kerusakan endothelium pembuluh arteri jantung dan mendorong terciptanya kolesterol dalam pembuluh darah. Tertawa bisa menghasilkan zat kimia (kemungkinan nitrioksida) yang dapat memperlancar peredaran darah. Saat stres keluarlah hormon adrenalin yang menyebabkan jantung berdebar keras. Saat tertawa, tubuh melepaskan hormon adrenalin dan secara otomatis tercipta efek antiadrenalin, maka ketegangan mereda dan tekanan darah berangsur-angsur turun.

Prof. Dr. Lucille Namehow, pakar proses penuaan dari Connecticut, AS, hasil penelitiannya menyodorkan fakta bahwa, “ tertawa bisa membantu mereka yang sudah tua renta untuk tetap awet tua, sementara yang muda tetap awet muda, serta mempererat hubungan antara anggota keluarga.”

Karena dianggap memberikan dampak positif, maka di AS kini banyak dokter yang menerapkan terapi tertawa dalam proses penyembuhan para pasien mereka.

Menurut Dr. Madan Kataria dalam bukunya “Laugh For No Reason”, “tertawa terus menerus akan memberikan pijatan pada saluran pencernaan dan juga akan memperbaiki pasokan darah ke seluruh organ internal. Maka, tertawa adalah kegiatan merangsang peredaran darah yang membantu mengangkut nutrisi ke seluruh tubuh, selain memperkuat alat-alat pernapasan yang memasok oksigen ke tubuh.”

Dr. Madan Kataria adalah pakar pengobatan yang periang dari India. ''Guru Tertawa'' (London Times), adalah seorang dokter andal yang berpraktek di Mumbai, India. Ia juga seorang konsultan perusahaan untuk Holistic Health and Stress Management di sejumlah perusahaan nasional dan multinasional.

Beliau merintis “terapi tertawa” di India pada tahun 1995, dan ide tersebut menjadi bahan tertawaan orang yang dianggap aneh dan gila. Diluar dugaan, perkembangannya ternyata sangat pesat. Di India saat ini sudah ada ± 1.400 Klub Tawa. Lalu kelompok serupa juga berkembang di negara-negara lain di seluruh dunia, seperti di AS, Inggris, Australia, Jerman, Prancis, Italia, Swiss, Norwegia, Swedia, Denmark, Singapura, Malaysia, dan Dubai.

Perkembangan tersebut karena terbantu oleh liputan media massa National Geographic, Wall Street Journal, Los Angeles Times, Daily Telegraph (Inggris), dan Colors Magazine di Italia. Konsep Dr. Kataria juga telah ditayangkan di BBC, CNN, NHK (Jepang), ABC News (Amerika Serikat), dan banyak jaringan televisi lain di seluruh dunia. Sutradara terkenal Mira Nair membuat sebuah film berjudul ''Klub Tawa India'' pada tahun 1999 yang mendapat penghargaan tinggi.

Yang luar biasa adalah pada tahun 2000 di Denmark terjadi pemecahan rekor Guiness Book dengan berkumpulnya sepuluh ribu manusia di Kota Kopenhagen untuk merayakan hari tawa sedunia.

Dr. Madan Kataria mengembangkan suatu teknik tertawa yang disebut  “Laughter Yoga”, yaitu : tertawa tanpa perlu mencari pemicu alasan atau lelucon, untuk bisa tertawa. Caranya adalah dengan melakukan peregangan seperti orang yang mau yoga, sebelum satu persatu jenis Laughter Yoga diperagakan, seperti Tawa Milkshake, Tawa Guru, Tawa HP, Tawa Bersemangat, dan Tawa Bertahap.

1.      Tawa Milkshake dilakukan dengan cara berpura-pura memegang dua gelas imajiner lalu berusaha menuangkan isi salah satu gelas ke gelas yang satunya sambil tertawa keras.

2.      Tawa Guru, para peserta diwajibkan meletakkan kedua tangannya sambil tertawa.

3.      Tawa Hp adalah tertawa sambil berpura-pura mendengar cerita lucu melalui telepon genggam.

4.      Tawa bersemangat adalah ketika setiap peserta bersama-sama bergerak ke tengah ruangan sambil mengangkat tangan dan tertawa.

5.      Tawa Bertahap, berusaha memotret suatu episode tawa manusia, dari tersenyum, tertawa kecil hingga tertawa terbahak-bahak.

“Laugh For No Reason” atau “Tertawa Tanpa Sebab” itu bisa diawali dengan pura-pura tertawa. Pura-pura tertawa ini bisa ditingkatkan menjadi tertawa sungguhan. Orang yang berpura-pura tertawa bisa membuat orang lain ikut tertawa sungguhan juga. Mirip efek domino, satu sama lain saling menertawakan. Akibatnya, tawa pura-pura itu akan menjadi sesi tawa sungguhan yang bisa membuat masing-masing orang tertawa terpingkal-pingkal.


Apa sebenarnya yang terjadi saat tertawa ?

Saat kita tertawa lepas, hembusan napas dan dorongan kuat terjadi. Tubuh akan bergoyang di luar kendali. Hal ini terjadi karena adanya tekanan dari otak. Lima belas otot wajah berkontraksi saat tertawa. Sistem pernapasan bekerja sedemikian rupa sehingga mengembuskan napas sambil mengeluarkan suara, dari sekadar suara lirih sampai menggelegar. Tertawa merangsang berbagai bagian otak, bagian depan, tengah, sampai hipotalamus. Tertawa sangat menunjang kesehatan karena menghambat aliran kortisol, hormon stres yang meningkatkan tekanan darah, menjadi penangkal stres yang paling baik, mudah dan murah.

Kemanjuran terapi ini baru terasa benar jika tertawa bersama ini dilakukan secara teratur.

Di Indonesia, “terapi tertawa” sudah mulai dipraktikkan. Ada dua tokoh yang bisa dijadikan rujukan untuk mempelajarinya, yaitu:
·         Ir. Paul Toar, insinyur tamatan ITB, mantan dosen di Universitas Hasanudin Makassar.

·         Armand Archisaputra (61 tahun), seorang pensiunan karyawan Kelompok Sinar Mas. Nama klub terapi tertawanya adalah “Seuri Euy” yang artinya "ayo tertawa”, didirikan November 2004. Beliau dapat dihubungi pada alamat : Jl. Danau Belida C II/85, Pejompongan, Jakarta 10210, Telp 5743443, Hp. 081310779924

Dr. W.M. Roan, seorang psikiater senior, menurutnya “tertawa & menangis” adalah pencerminan emosi manusia, yang merupakan bagian dari spektrum emosi yang meliputi kegembiraan, cinta kasih, kesedihan, kekagetan, ketakutan, kebencian, dan kemarahan. Ekspresi diri tidak hanya berwujud pada gerakan tubuh semata, tetapi juga berupa berbagai reaksi emosional yang bermacam-macam.

Tertawa itu mudah, bukan? Mau mencoba?
Menurut para ahli itu, 20 menit terbahak-bahak tertawa, setingkat dengan lima menit aerobik dalam gerakan mendayung. Dan tertawa itu sesungguhnya adalah obat, maka sebelum penyakit menyerang Anda, jadikanlah tawa sebagai “antidioksidan” murah, karena terapi tawa tidak memerlukan biaya.

“Kita telah membayar mahal karena menjalani hidup kelewat serius, maka mari tertawa demi kesehatan!”, demikian saran Dr. Madan Kataria.

Tidak ada komentar: