Rabu, 10 Februari 2010

Gus, Aku Mengenangmu


(Mengenang 40 hari wafatnya Gus Dur)

Gus…

Jejakmu bakal panjang diikuti

tidak berhenti pada pusara yang tertancap kebumi

karena titahmu selalu menusuk hingga ke ulu hati

yang menggugah hati melampaui dirimu sendiri

Gus…

Pahlawan hanya mati satu kali

karena sesungguhnya kau tak pernah meninggalkan kami

melekat mewarnai

menggubah hidup menjadi berarti

Gus…

Walau wujudmu tampak tak sempurna;

pikiran dan tindakamu sungguh bukan hal yang biasa,

keterbatasanmu mampu menjangkau segala sekat yang tak terhingga,

dan menjadi benteng paling tangguh bagi kaum teraniaya

Gus…

Provokatif dan nakal menjadi simbol gayamu

membuatku sulit memahami kecerdasanmu

menjebakku dalam kungkungan logika

lupa jika indra kebijaksanaan itu ada

Gus…

Aku rasa pergulatanmu bukanlah untukmu sendiri,

dan tahta yang kau ingini bukanlah tujuanmu pribadi

Karena kau tahu harus berlaku

Karena demikianlah panggilan hidupmu

Gus…

Ijinkan aku mendaraskan permohonan bagi dirimu kepadaNya!

(walaupun agamaku dan agamamu berbeda, tapi bukankah kita satu iman?)

Agar suluh yang kau bawa dalam perjalanan tetap menyala

Hingga kau sampai pada tahta yang kekal.

(Sidoarjo, 4 Pebruari 2010)

Tidak ada komentar: