
(Mengenang 40 hari wafatnya Gus Dur)
Gus…
Jejakmu bakal panjang diikuti
tidak berhenti pada pusara yang tertancap kebumi
karena titahmu selalu menusuk hingga ke ulu hati
yang menggugah hati melampaui dirimu sendiri
Gus…
Pahlawan hanya mati satu kali
karena sesungguhnya kau tak pernah meninggalkan kami
melekat mewarnai
menggubah hidup menjadi berarti
Gus…
Walau wujudmu tampak tak sempurna;
pikiran dan tindakamu sungguh bukan hal yang biasa,
keterbatasanmu mampu menjangkau segala sekat yang tak terhingga,
dan menjadi benteng paling tangguh bagi kaum teraniaya
Gus…
Provokatif dan nakal menjadi simbol gayamu
membuatku sulit memahami kecerdasanmu
menjebakku dalam kungkungan logika
lupa jika indra kebijaksanaan itu ada
Gus…
Aku rasa pergulatanmu bukanlah untukmu sendiri,
dan tahta yang kau ingini bukanlah tujuanmu pribadi
Karena kau tahu harus berlaku
Karena demikianlah panggilan hidupmu
Gus…
Ijinkan aku mendaraskan permohonan bagi dirimu kepadaNya!
(walaupun agamaku dan agamamu berbeda, tapi bukankah kita satu iman?)
Agar suluh yang kau bawa dalam perjalanan tetap menyala
Hingga kau sampai pada tahta yang kekal.
(Sidoarjo, 4 Pebruari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar