Sabtu, 18 Juli 2009

Atas Nama Siapa Lagi?










luka ini belum juga hilang

masih membekas, dan tak elok dipandang


luka ini belum juga kering


ngilunya merusak emosi jiwa hingga garing





pagi ini luka ini kembali berulang


menyayat nyerinya bukan kepalang


menusuk uluhati hingga ubun-ubun


menggoyang tubuh terhuyung-huyung





semalam, anak lelakiku yang belum genap remaja


mendadak mencengkeram lengan ibunya dalam nyenyaknya


menenggelamkan wajahnya dibawah bantalnya


seakan wajah bengismu sudah dikelopak matanya





sekalipun aku bukan gambaran idealmu


tapi, kau tak harus membenciku


biarkan aku ambil jalanku, seperti kau meniti jalanmu


bukankah dermaga yang sama yang kita tuju?


janganlah kau kehilangan daya pesona dan persuasi kata-kata


hingga kau membabibuta begini rupa...





atas nama siapa lagi kemarahan ini kau persembahkan?


sekira Sang Maha yang hendak kau bela, bukankah Ia pasti Digdaya?


sekira yang merasa sang maha hendak kau junjung, mengapa mesti begini caranya?


atau jangan-jangan... ulah kau saja yang ingin naik surga dengan tiket murahan?


atau…

Tidak ada komentar: