ALLAHU AKBAR,
ALLAH MAHA BESAR…….
Setiap kusebut Asma ini,
sesungguhnya hatiku bergetar,
getar oleh rasa rindu untuk bertemu,
dan berbicara empat-mata dengan-NYA.
Rupanya kerinduanku dijawab-NYA,
dengan menampakkan wajah-NYA,
di depan mata-hatiku.
Maka dengan sepenuh kemanjaan,
aku berkata kepada-NYA:
“Engkaulah BAPA-ku,
juga BAPA semua orang,
juga BAPA sekalian yang ada!”
ALLAHU AKBAR…….
Ketika Asma itu kusebut dalam keheningan,
tampaklah di depanku,
seraut wajah yang begitu agung,
sinar mata-NYA yang teramat sejuk memandangku dengan amat kasih,
kubalas menatap wajah-NYA,
kudapati jiwaku damai-bahagia tak terkira.
Ketika aku memasuki keadaan seperti itu,
kenakalanku sebagai yang telah diangkat menjadi anak-NYA,
memberanikan diri berkata:
“BAPA, ada teriakan sejumlah orang menyebut Asma-MU… ALLAAAHU AKBAR,
sambil berlari mengacung-acungkan golok dan pentungan,
sorot matanya menyala,
pandangannya beringas menebar benci,
tumpahkan darah orang-orang sesat,
bunuh para kafir,
ALLAAAHU AKBAR….!”
Selesai berkata seperti itu,
kupandang terus wajah-NYA,
menunggu reaksi-NYA.
Kulihat dalam mata-hati,
BAPA-ku nampak sedih,
lalu mengedarkan pandangan mata-NYA ke segala arah,
kepada orang-orang yang mengejar,
kepada orang-orang yang dikejar,
seraya bergumam: “Semuanya AKU kasihi tanpa batas,
sejak awal mula,
untuk seterusnya,
karena AKU Yang Maha Kuasa ini,
tak mampu untuk tidak mengasihi manusia yang KU-ciptakan,
dengan sepenuh hati-KU!”
Celtic’73.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar